Rabu, 31 Maret 2010

Penghijauan di Areal Sutet Kurangi Polusi Udara

PEMBANGUNAN kota sering dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik yang lebih mementingkan sarana dan prasarana kota yang ada. Jika kita   pikir-pikir pembangunan kota pada masa lalu hingga sekarang hanyalah cenderung untuk meminimalkan  lahan hijau dan menghilangkan wajah-wajah  alam.
Lahan-lahan yang seharusnya digunakan sebagai tempat tumbuh makhluk-makhluk hijau ini banyak dialihfungsikan menjadi kawasan pemukiman, areal bisnis, dan jaringan transportasi.


Pencemaran udara merupakan salah satu bencana hebat yang ada saat ini. Salah satu penyebab utamanya adalah emisi kendaraan bermotor. Bahkan di Indonesia sekitar 70% penyebab utama pencemaran udara adalah emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan  dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan.

Hulu pencemaran udara yang saat ini terjadi adalah asap pabrik dan debu. Seiring dengan perkembangan kota pada era globalisasi seperti saat ini, banyak lahan dialihfungsikan sebagai kawasan industri. Tentunya itu  justru turut menyumbang bahan pencemaran udara.

Sektor industri inilah yang merupakan sumber utama dari Sulfur Dioksida. Selain asap pabrik, debu juga turut berpengaruh terhadap kualitas udara yang kita hirup.

Masalah bagi generasi penerus adalah bagaimana kualitas udara yang kita hirup ke depan. Dan pertanyaan “Masih adakah udara segar untuk anak cucuku nanti? Kalimat itu selalu terbayang dalam benak kita.

Setiap orang dewasa rata-rata menghirup lebih dari 3000 galon udara tiap harinya. Jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, maka berdampak serius pada kesehatan kita. Terutama anak-anak yang lebih banyak bermain di udara terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya. Walaupun tidak terlihat kasat mata, pencemaran udara mengancam kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya.

Tetapi dalam menyikapinya, ada banyak contoh kecil dari usaha menghijaukan kembali bumi ini untuk mengurangi adanya dampak pencemaran udara. Kita dapat  melihat pembangunan  Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) melintasi kota-kota.  Areal di bawah Sutet tentunya mungkin dipergunakan sebagai tempat hunian.

Coba kita pikirkan kalau di bawah dan di sekitar menara Sutet dijadikan areal hijau. Pepohonan dapat ditanam di sekitar areal Sutet oleh pemerintah. Tentunya sepanjang penanamannya tidak mengganggu Sutet. Pemilihan jenis pohon menjadi penting.

Dan kita menghitung berapa banyak jalur Sutet yang ada di negeri ini. Kontribusi pepohonan yang tumbuh di areal Sutet akan signifikan terhadap  ketersediaan oksigen. Dengan demikian maka dengan tanpa sengaja pembangunan Sutet turut membantu mengurangi dampak pencemaran udara.

Kita harus meminimalisir pencemaran udara demi kelangsungan generasi kita dengan cara yang sederhana yang dimulai dari diri kita sendiri dan tetap bersemboyan “ One World, One Heart, Save Our Earth”.*** 


Sumber:
Faizal Guntur Pratama
http://www.beritajogja.com/kolom/2009-05/penghijauan-di-areal-sutet-kurangi-polusi-udara
30 Mei 2009 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar